Perjanjian iklim 'gagal' disetujui

Perundingan perubahan iklim di Kopenhagen bulan depan besar kemungkinan tidak akan menghasilkan perjanjian yang mengikat.

Hal ini disampaikan Sekretaris Eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, Yvo de Boer.

"Para juru runding kesulitan menyepakati sasaran pemotongan karbon dan pendanaan bagi negara-negara miskin," ungkap de Boer kepada BBC.

Yang lebih parah lagi adalah Amerika Serikat tidak akan meloloskan undang-undang tentang iklim yang efektif sebelum pertemuan Kopenhagen tersebut.


Para juru runding kesulitan menyepakati sasaran pemotongan karbon dan pendanaan bagi negara-negara miskin

Yvo de Boer

Ia mengatakan kesepakatan politik dengan target tinggi dan rincian finansial bisa dicapai dalam pertemuan bulan depan sementara kesepakatan yang mengikat secara hukum akan tercapai beberapa bulan kemudian.

"Ini tidak berarti hancur sama sekali. Yang kita butuhkan adalah waktu lebih lama untuk menata bahasa politik," ujar de Boer.

'Perlu satu tahun'

Saat ini sedang berlangsung pertemuan Barcelona yang antara lain ditujukan untuk mempersiapkan KTT di Konpenhagen.

Para pejabat yang hadir di Barcelona mengatakan bisa diperlukan waktu satu tahun untuk mencapai kesepakatan seperti itu.

Bagi de Boer penundaan kesepakatan yang mengikat secara hukum adalah realitas politik.

Mengomentari kemungkinan penundaan perjanjian ini sejumlah negara berkembang menyatakan marah.

Mereka mengaku kaget dengan kurangnya keinginan politik negara-negara industri dunia.