Minggu, 20 Desember 2009

Jangan Sembarangan Beri Pinjaman Tunai


RUWETNYA birokrasi yang mesti dilalui ketika akan mengajukan pinjaman tunai ke bank, tak jarang membuat sebagian orang memilih meminjam dana tunai langsung ke personal. Entah itu kerabat, tetangga, atau rekan. Apalagi bila jumlah dana yang ingin di pinjam tak terlalu banyak jumlahnya. Memberikan pinjaman tunai, sekali, dua kali, tak menjadi masalah. Namun bagaimana bila hal ini menjadi kebiasaan, lantaran orang-orang di sekitar Anda tahu bahwa Anda adalah orang yang nggak tegaan dan sangat yakin akan memberikan pinjaman?

Poin berikutnya yang mesti Anda fikirkan juga adalah apakah pengembalian sesuai dengan waktu yang ditentukan? Bila sudah begini jadinya, Anda tak boleh lagi memberikan pinjaman tunai begitu saja. Bagi sebagian orang, memang tak semudah itu untuk mengucapkan "maaf saya tidak bisa?. Apalagi peminjam sangat memohon pada Anda. Rasa iba pun tak jarang meluluhkan hati. Lantas bagaimana caranya agar kita tepat memberikan pinjaman kepada orang yang benar-benar membutuhkan? Ikuti tip berikut:

Anda cukup mengenal si peminjam

Ini cukup penting, dengan Anda cukup mengenal si peminjam, setidaknya Anda akan tahu bahwa si peminjam berkata jujur atau tidak saat mengatakan ingin meminjam dana tunai pada Anda.

Selain itu, Anda juga bisa memastikan apakah tujuan dari peminjamannya benar atau tidak? Walaupun dalam hati Anda mengatakan bahwa Anda harus menolong, namun dalam banyak hal, pinjaman uang tunai bukanlah cara terbaik untuk membantu teman. Tapi jika jalan ini tetap harus dipilih, cobalah tunjukkan rasa kepedulian Anda. Tanyakan untuk apa dia meminjam uang dengan jumlah tersebut.

Jangan ragu-ragu

Dengan teman terdekat saja Anda tak boleh ragu-ragu bila tidak ingin memberikan pinjaman. Apalagi bila si peminjam adalah orang yang tak begitu Anda kenal, atau sudah lama tidak memberi kabar pada Anda tiba-tiba muncul, dan langsung berniat meminjam uang pada Anda. Kalau sudah begini, katakan saja "maaf saya punya aturan untuk meminjamkan uang pada orang lain, harap maklum?. Anda jangan takut dianggap pelit. Dengan berkata demikian paling tidak Anda sudah menunjukkan sikap tegas pada diri Anda sendiri.

Tanyakan pada diri Anda

Ini juga penting untuk Anda lakukan. Cobalah lakukan sebelum Anda benar-benar memutuskan untuk memberi pinjaman pada teman Anda. Mengapa? Terkadang kita tak tahu benar kondisi keuangan si peminjam yang sesungguhnya.

Bagaimana jadinya bila ternyata si peminjam memiliki kebiasaan gali lubang tutup lubang. Yang lebih parah, bila si peminjam memiliki tujuan untuk membeli barang yang terlalu mahal untuknya. Atau bahkan kartu kreditnya tak bisa lagi digunakan karena masih banyak tunggakan yang belum dibayar? Bila seperti ini keadaannya, sebaiknya Anda pikirkan kembali untuk memberikan pinjaman. Tanggung jawab si peminjam yang memiliki sifat seperti ini sangat dipertanyakan.

Tujuan peminjaman

Perhatikan dengan baik maksud peminjaman dana tersebut. Jangan segan untuk menanyakan alokasi dana pinjaman tersebut, apakah untuk urusan bisnis atau untuk modal usaha? Kemudian pertegas maksud peminjaman, apakah ia hanya sekadar meminjam untuk membiayai usahanya atau mengundang Anda untuk bekerja sama, dalam artian Anda akan bertindak sebagai investor? Jika Anda berlaku sebagai investor, Anda mempunyai hak atas keuntungan dari usaha tersebut dan bukan hak atas pengembalian pinjaman semata. Namun bila pinjaman hanya digunakan untuk membiayai usaha, Anda bisa meminjamkannya dengan hak mendapatkan pengembalian pinjaman secara utuh.

Mengenai bunga pinjaman, itu tergantung dari Anda. Apakah Anda akan membebankan bunga pinjaman atau tidak. Bagaimanapun juga, uang Anda sudah dipergunakan untuk membiayai elemen bisnis. Sedikit mengesampingkan unsur riba. Bunga pinjaman bisa dijadikan "senjata? bila si peminjam mulai mangkir.

0 komentar:

Posting Komentar